Borneo, Pulau Seribu Sungai. Sekilas Tentang Kalimantan Tengah


Sabtu, (21 Nov 2015) - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pulau sehingga disebut sebagai negara yang terbentuk dari pulau-pulau atau negara kepulauan, salah satu pulau terbesar berada di Indonesia yaitu pulau Kalimantan. Pulau ini dihuni oleh tiga Negara di antaranya, Indonesia, Malaysia dan Brunei, namun hampir 70% milik Indonesia.

Selepas lulus kuliah dulu ketika melamar pekerjaan dan mendengar desas-desus akan ditempatkan di wilayah Kalimantan, sontak pikiran ini langsung mengarah ke suatu alam yang penuh dengan pepohonan dan hutan rimba serta sungai-sungai yang masih asli, penduduk yang masih tradisional serta jalan-jalan yang belum diaspal dan hewan-hwan buas. Karena yang sering terlihat dan ditampilkan di televesi tentang pulau ini ya hutan dan sungai-sungainya.

Singkat cerita, saya pertama kali menginjakan kaki di Kalimantan di wilayah Banjarmasin Kalimantan Selatan, di sana kantor pusat untuk perusahaan se- Kalsel-Kalteng, jadi untuk awal-awal kami akan ditraining di desa Bati-Bati Kalimantan Selatan.
 
Ternyata kondisi yang sebenarnya jauh dari apa yang dibayangkan selama ini, Kalimantan baik kota dan desannya hampir sama seperti Kota dan desa-desa yang ada di Indonesia yang pernah saya kunjungi, yang membuatnya berbeda hanyalah kondisi georafis karena memang di Kalimantan ini hampir seluruh kondisi geografisnya dataran rendah dan bergambut, dengan sungai-sungainya yang luas.

Di penghujung bulan Januari 2015, training kami pun selesai dan siap di tempatkan di cabang perusahaan di seluruh Kalsel-Kalteng, setelah melalui proses diskusi dan kocok nama akhirnya saya sendiri mendapatkan tempat di wilayah Kalteng tepatnya di Kab. Pulang Pisau. Di sana ada beberapa kandang plasma yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Istilah Plasma sendiri merupakan sebutan untuk kandang yang bekerja sama dengan perusahaan yang disebut Inti (Inti dan Plasma).

Setelah lama bekerja kurang lebih 9 bulan, saya lebih banyak melihat orang pendatang ketimbang orang lokal, kebanyakan pendatang dari jawa yang ikut program Transmigrasi pada jaman dulu sehingga populasinya semakin banyak hingga saat ini. Dari hasil penelusuran saya ternyata jalan lintas Kalimantan ini baru diaspal sekitar tahun 2000-an, sebelumnya masyrakat Kalimantan Tengah mengandalkan transportasi sungai dengan menyewa jasa Speed Both yang setiap hari lalu lalang melintas di sungai Khayan.

Sungai Kahayan sendiri merupakan sungai yang melintasi Kalimantan Tengah, jadi jangan heran banyak rumah-rumah suku asli di sini kebanyakan berada di pinggir sungai karena memang dari dulu sungai merupakan jalur transportasi yang sangat penting bagi suku asli. Awalnya memang saya bingung mengapa rumah-rumah penduduk lokal lebih banyak di pinggir sungai, ternyata memang sungai dulu sebelum jalur darat selesai diaspal merupakan jalur utama transportasi ekonomi masyrakat.

Sungai Kahayan tampak di Siang Hari

Dan yang paling menarik di sini yaitu nilai toleransi yang cukup baik, secara umum pemeluk agama Nasrani dan Islam hampir sama, tetapi sejak dulu di sini tidak pernah ada konflik antara kedua pemeluk agama ini, semuanya rukun dan damai bahkan menariknya satu keluarga ada yang berbeda keyakinan, dan untuk di Kota Palangkaraya masjid dan gereja dibangun berdapingan.

Untuk sektor ekonomi, dari hasil penelusuran saya kebanyakan yang memegang kendali yaitu orang-orang Banjarmasin kalimantan selatan, hampir semua pemilik toko dan warung-warung kecil di pinggir jalan semuanya milik orang Banjar atau keturunan Banjarmasin, memang masyrakat Banjarmasin dikenal sejak dulu pandai berdagang. Tidak seperti di jawa kebanyakan pemilik toko berasl dari keturunan Tioghoa. Untuk masyrakat asli kebanyakan bermata pencarian sebagai petani sawit dan karet dan sebagian menjadi nelayan. Untuk petani sayuran dan padi kebanyakan digeluti oleh warga pendatang seperti dari jawa dan banjarmasin.

Salah seorang warga suku lokal


Hingga saat ini dengan system transportasi yang belum lama dibangun, sebagian desa-desa masih menyebrang menggunakan jasa Fery kayu, biasanya untuk mempersingkat jarak tempuh, karena yang ada hanya jembatan di jalur lintas, sedangkan jembatan alternatif belum ada, ini menurut saya salah satu penghambat pembangunan ekonomi masyrakat, karena butuh biaya lebih untuk memasarkan barang dagangan ke desa-desa yang jauh. Itulah gambaran kehidupan masyrakat Kalimantan yang saya pikir mewakili seluruh kalimantan. Semoga bermanfaat

Semoga negeri kita makmur dan pembangunan segera dapat merata di seluruh pelosok tanah air.

Share this article :

Post a Comment

 
Supported by : Agus blogger team | Agus IT
Copyright © 2011. Agus Saputra - All Rights Reserved
Template Development by Agus IT
Proudly powered by Blogger