Salah satu cara untuk menentukan apakah anak ayam cukup hangat atau tidak adalah dengan memeriksa suhu rektumnya. Suhu rektum ayam harus diukur saat sampai di kandang dan diukur lagi satu jam pertama setelah penempatan (pada brooding). Suhu 40 ° C sudah cukup normal. Adapun di atas atau di bawah suhu tersebut bisa merugikan untuk kesehatan dan perkembangan. Perhatikan indikator stress panas atau stress dingin selama tiga sampai empat hari pertama setelah penempatan. Beberapa indikator-indikator ini bisa meliputi berkurangnya konsumsi pakan ataupun minum, bergerombol seperti kedinginan, menempel ke sekat brooding menandakan terlalu panas, dan terlihat lemah.
Cara lain untuk menentukan apakah ayam mendapatkan apa yang mereka butuhkan adalah memeriksa temboloknya dalam 12-24 jam pertama setelah penempatan. Untuk memeriksa tembolok, angkat secara fisik ayam dan rasakan hasil tembolok untuk melihat apakah isinya terisi dengan campuran pakan / air. Tembolok yang terisi dengan benar akan memiliki keempukan seperti sabun colek / selai kacang .
Jika kurang dari 95% anak ayam yang diperiksa memiliki tembolok yang tidak penuh, cobalah memeriksa faktor-faktor berikut:
Jika kurang dari 95% anak ayam yang diperiksa memiliki tembolok yang tidak penuh, cobalah memeriksa faktor-faktor berikut:
- Pakan - kekurangan pakan atau tempat pakan, sebaran pakan tidak merata, bentuk fisik pakan, kualitas pakan
- Air - kualitas, kuantitas, tempat minum terlalu tinggi / rendah, niple yang tersumbat, tekanan air yang kurang, suhu air hangat
- Ventilasi – tirai kurang dibuka (CO2 tinggi, amonia, kelembaban), tirai terlalu terbuka lebar, kecepatan udara berlebihan.
- Suhu - terlalu hangat, terlalu dingin
Bobot umur 0 hari -, Tujuh-, dan hari ke – 14
Sampling bobot nol, tujuh, dan 14 hari dapat membantu menentukan apakah anak ayam mendapatkan bobot badan pada tingkat yang tepat. Tujuh hari setelah penempatan, bobot anak ayam harus 4,39 kali bobot awal, sementara pada hari ke-14, bobot badan harus meningkat 2,51 kali berat 7 hari. Jika anak ayam tidak mendapatkan bobot badan yang cukup, kita harus mengevaluasi kembali majamen pemeliharaan yang kita jalankan.
Kandang dan Kelembaban sekam/gabuk
Memeriksa kandang dan kelembaban sekam membantu mengelola sekam dengan baik, penerapan ventilasi, dan ketinggian tempat minum. Tingkat kelembaban yg normal di kandang sekitar 60%, sedangkan tingkat kelembaban untuk sekam sekitar 25-30%. Kelembaban yang terlalu tinggi dapat berbahaya bagi telapak kaki ayam (luka akibat amoniak), menyebabkan berkurangnya konsumsi pakan ataupun air serta pertumbuhan ayam, meningkatkan resiko inveksi bakteri dan masuknya penyakit, mengurangi kualitas ceker dan kualitas panen.
Untuk mengukur kelembaban, kita memerlukan alat (Higro meter). Kita juga bisa memakai cara “genggaman tangan” untuk memeriksa tingkat kelembaban sekam / gabuk; ketika digenggam sekam / gabuk hancur dan tidak menggumpal berarti kelembaban sekam / gabuk masih aman. Namun jika menempel dan menggumpal seperti bola berarti mengindikasikan sekam / gabuk yang terlalu lembab.
Banyak dari kita hanya “menunggu untuk melihat” di akhir pertumbuhan untuk mengukur performance populasi .
Masalahnya pada metode ini yaitu kita tidak akan tahu di titik mana kelemahan manajemen yang kita lakukan, oleh sebab itu disarankan untuk memeriksa manajemen pemeliharaan di sepanjang fase pemeliharaan ayam, terutama di masa brooding. Melakukan cara ini bukan hanya untuk melihat sejauh mana kemajuan proses pemeliharaan, tetapi juga memungkinkan kita melakukan evaluasi yang diperlukan dalam manajemen pemeliharaan, membantu agar populasi ayam tetap berada dalam manajemen pemeliharaan yang baik untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Terjemahan dari artikel www.cobb-vantress.com
Penerjemah: Agus Saputra
Post a Comment