Ditulis pada Jumaat 9 Mei 2015 - Siang itu begitu cerah di Desa Runggu, angin berhembus sebagaimana di musim panas biasanya di Bima, suara hembusan daun pisang terdengar begitu merdu bergesekan dengan atap seng yang pada saat itu masih mayoritas menggunakan rumah panggung tradisional.
Rumah sederhana yang kini sudah tidak ada, ya... rumah panggung sederhana kami dulu tempat berteduh dari panas terik dan hujan, hanya bertiga saya, ibu dan ayah. Sekitar tahun 1995 pada saat itu umur saya baru menginjak 4 tahun, saya mendengar suara dari seorang lelaki yang juga ayahku, terkadang suara itu dapat ku ingat hingga saat ini.
Ya... suara pertama dari Al-Quraan yang kudengar, dan surat pertama. Yup.. itu adalah surat Al-fatihah, jika tidak salah saya ingat, saat itu kira-kira pukul 10 pagi saya berada di atas kasur di ruang tengah rumah kami bersama ayah, sambil menegok ke arah "tantonga" saya menikmati angin bercampur suara gesekan daun pisang dengan seng atap rumah ayah mengajariku menghafal surat Al-Fatihah.
Suara dan kenangan itu masih tersimpan di memori otak ku, ayah mengulangnya berkali-kali dengan perlahan dan saya mengikutinya, walau ayah bukan seorang yang faqih terhadap ilmu agama tetapi alhamdulillah beliau masih sempat mengajarkan ku Al-Quraan.
Hanya memori itu yang tersimpan di dalam otak ini, selebihnya setelah itu tidak saya ingat sama sekali, insya Allah jika ada kesempatan saya berencana menulis semua memori kenangan semasa kecil hingga saat ini di dalam blog ini, mudah-mudahan terealisasi.
Post a Comment