Sabtu, (18 Juni 2016) - Cerita ini berawal ketika moment bahagia, yup... moment itu berakhir
bencana ketika ketidak tahuan akan efek dari melawan sinyal tubuh yangg
memang harusnya dituruti, sebagaimana judul tulisan saya ini, "Jangan
Tahan Kencing". Sebelum ke inti cerita mari saya antar pembaca sejenak
untuk mengetahui apa itu kencing / urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Wikipedia).
Nah dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kencing / buang urin yaitu membuang segala cairan sisa baik dari minuman atau makanan serta dari hasil penyaringan lainya yang berasal dari sekresi Ginjal, ditampung di kandung kemih yang kemudian dikeluarkan melalui saluran uretra.
Oke back to topik, jangan tahan kencing... ketika itu moment bahagia Wisuda, nah karena lokasi tempat duduk saya agak di depan akhirnya malu jika harus terus-terusan ijin untuk buang air kecil. Oy... memang biasanya saya akan sering buang air kecil ketika tubuh kedinginan di pagi hari, ini ceritanya di pagi hari ya, :D.
Waktu terus berlalu (kayak lagu aja :D) acara yang saya pikir sebentar ternyata berlanjut sampai siang hari, ketika pukul 12 siang, tanpa memperdulikan sinyal dari kandung kemih yang terus meminta agar segera buang urin, secara paksa saya terus menahan, karena memang posisi saat itu ruangan tidak ada yang buka, jadi agak sulit juga menemukan toilet.
Oke, singkat cerita, urin saya buang ketika sudah sampai kos sekitar pukul 4 sore, saya buang air kecil ternyata tidak banyak. Bayangkan urin yang saya tahan dari pagi sampai sore hari, betapa banyaknya ternyata yang keluar hanya sedikit. Memang sih tidak kepikiran ternyata ketika kandung kemih penuh, makan urin akan terus naik dan menyentuh ginjal. Nah... di sini lah awal masalahnya.
Sehari setelah wisuda, saya tidak pernah lagi buang air kecil sedikitpun 3-4 hari,, yah.. seperti keran yang mampet gitu lah, awalnya sih bertanya-tanya kok bisa gak ada "ngeden" mau kencing, sampai sini belum ada kepikiran juga, eh gak tahunya ternyata saluran kencing atas saya sedang diserang oleh bakteri alias infeksi :D.
Awalnya demam, dan kalaupun kencing susah keluarnya, cuma sedikit tidak seperti normalnya. Oke ketika keluarga semua pulang ke kampung (sehabis hadiri acara wisuda ya ini ceritanya) di pagi hari tepatnya di hari Idul adha tahun 2014, bangun untuk sholat shubuh saya merasakan sakit perut yang begitu luar biasa, (Warbiyazah - iklan Axis) di sebelah kiri depan awalnya kemudian tembus ke punggung belakang, sampai-sampai keluar keringat dingin, ketika mencoba untuk ganti posisi malah sakitnya tambah parah, hadeh.
Saya mencoba untuk buang air kecil, setelah saya perhatikan kok urin saya warnanya coklat teh. Kaget dan shock, terlintas dipikiran bahwa jangan-jangan Ginjal saya sudah rusak ya Alloh. Saya kembali berbaring sambil menunggu pertolongan, masalahnya orang pada saat itu sedang sibuk ingin pergi sholat Idul Adha. Singkat cerita minta bantuan teman untuk pergi ke rumah sakit, dokter menyuruh saya berbaring dan sakitnya malah pindah ke bagian belakang / pinggang. Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh dokter.
Dokter memukul pinggang kiri saya, sakitnya tembus lagi ke depan, saya diberikan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit. Ternyata dokter bilang saya mengalami infeksi saluran kencing bagian atas. (Oh my God). Dokter menganjurkan resep antibiotik selama 1 minggu, dan jika tidak ada perubahan ke sini lagi ujarnya.
Setelah 1 minggu berjalan alhamdulillah tidak ada keluhan sakit perut lagi, hanya saja masih sering kencing sedikit-sedikit mungkin efek dari banyak minum agar saluran kencing bersih dari bakteri. Sering kencing ini pun berlangsung lama, cukup mengganggu memang, tetapi ya mau bagaimana lagi wong disuruh banyak minum. Tiga bulan kemudian saya pergi kontrol / tes urin, Alhamdulillah urin saya normal dan sudah tidak ada lagi bakteri.
Waktu terus berjalan, dipikiran saya hanya ada kematian, mungkin ini teguran dari Alloh juga, saya terus berpikir bagaimana jika saya idak bisa sembuh dan seubrek pikiran aneh lainya. Hingga memasuki 3 bulan berikutnya kira-kira bulan 6 tahun 2015, saya kembali melakukan tes urin lengkap, tentu saja lokasinya sudah berbeda, saat itu saya sudah berada di Kalimantan Tengah kota Palangkaraya.
Dan hasilnya juga alhamdulillah saya negatif, artinya urin saya normal, tidak ada kandungan batu, dan asam urat ataupun bakteri. Akhirnya bisa sembuh total (tidak sering kencing lagi) setahun setelahnya, artinya saya menikmati sering kencing salam setahun. Oy tes ini saya lakukan setelah beberapa minggu minum obat herbal jika tidak salah namanya Spiruna, itu memang untuk obat saluran kemih dan ginjal.
Saya bersyukur kepada Alloh bisa melewati masa sulit itu, semoga ini menjadi pelajaran untuk pembaca semua khususnya saya sendiri. jadi kembali ke judul JANGAN TAHAN KENCING. Demikian cerita saya kali ini, sebenarnya masih panjang, cuma males ngetik. semoga bermanfaat.
Post a Comment